Serambi Seribu Serbi

space disewakan

Anak Semua Bangsa | Pramaodya Ananta Toer | Review dan Jual Buku Online



  Sebagian pembaca menghabiskan waktu 2 minggunya untuk membaca novel edisi kedua dari Tetralogi Buru ini. Memang awalnya seperti perjuangan suruh baca literartur buat nyelesain paper, makalah atau skripsi bagi yang belum terbiasa (lebay banget), lama-kelamaan juga akan mengalir sendiri, apalagi kalau edisi pertamanya belum terbaca. Bisa bikin penasaran sekale? Haha #jayus. Selain itu, banyak sekali pelajaran ‘Cinta Indonesia’ yang membuat kita instropeksi. Banyak hal yang membawa para pembacanya untuk lebih aktif, merasa kurang responsif, apa yang udah lo lakuin disepanjang umurlo ini? ett sadisss #nyepam. Karya apa yang sudah lu torehkan dan berguna bagi sekitar? Seberapa manfaatkah kita bagi sesama?
*masih belum punya bukunya, yuk beli dimari atau langsung hubungi admin di 085643413091


Title          : Anak Semua Bangsa
Author      : Pramoedya Ananta Toer
Page        : 539 pages
Published : Lentera Dipantara
Year         : 2006
Genre       : Fiction, Romance-History
Price        : Rp 37.000 dapatkan disini


Buku Wajib bagi penggiat organisatoris dan para politikus yang masih memiliki nurani”

Anak Semua Bangsa karya Pramoedya Ananta Toer menggambarkan penderitaan Pribumi (rakyat Jawa; khususnya) dibawah pemerintahan Kolonial yang suka penuh tipu daya, ingin memiliki hak orang lain. Dari sudut pandang tokoh utama didalam novel ini,   jurnalis pribumi yang begitu mengagungkan gaungnya Eropa, kita dapat melihat kembali history bangsa ini, sejauh mana kemajuannya dan seberapa berperannya diri manusia itu sendiri ditengah keberadaannya. Minke begitu terombang-ambing dan meragu, sampai akhirnya kesadarannyalah yang membangunkannya, tak ada kata selain ia harus turun dimedan laga dan memperhatikan bangsanya sendiri.

“Eropa lebih sehasta dari Hindia, mereka bukanlah dewa Neptunus.” Aseeek yang perahu kertas masuk, gegege.

Ketika efek kekaguman akan KeEropeannya habis, betapa terkejutnya Minke  dia ditugaskan Belanda, tibalah saat  penerbitan surat kabar harian itu, tercetak hal yang janggal, berbeda dengan hasil wawancaranya dan tulisan yang sudah Minke kerjakan! Artikel yang berisi tuduhan pada Khouw Ah Soe seorang aktivis pergerakan Tionghoa, yang menuduh dirinya sebagai pelarian. Kejadian ini menyadarkan Minke bahwa Eropanya yang agung tidak selamanya benar. “Eropa sama saja tak lebih darimu, Nak! Hanya unggul hanya di bidang sains dan manajemen diri yang bagus. Tak lebih, “ ujar Nyai kepadanya. “Kalau mereka bisa disewa yang sanggup membayarnya, sekalipun iblis akan menggunakan jasanya”

Di momen dimana Minke diperhadapkan antara kekaguman yang melimpah-limpah pada peradaban Eropa dan kenyataan bangsanya yang masih hijau. Sebagian perjalanannya ke Tulangan Sidoarjo, dimulai dari pertemuannya dengan Khouw Ah Soe, surat- menyuratnya dengan keluarga Dela Croix (Sarah, Miriam, Herbert), teman Eropanya yang liberal, dan nasehat- nasehat Nyai Ontosoroh, guru besar merangkap sebagai mertuanya, sehingga Minke tergugat, tergurah, dan tergugah, bahwa ia tak lebih dari anak semua bangsa dari segala jaman yang harus menulis dalam bahasa bangsanya (Melayu) dan berbuat untuk manusia-manusia bangsanya.

“Semua yang terjadi di bawah kolong langit adalah urusan setiap orang yang berpikir.”
Kehadiran roman sejarah ini, bukan saja dimaksudkan untuk mengisi sebuah episode berbangsa yang berada di titik persalinan yang pelik dan menentukan, namun juga menambah pembaruan di kesusastraan yang minim akan kekuatan membangun. Karena itu hadirnya roman ini memberi bacaan alternatif kepada kita untuk melihat jalan dan gelombang sejarah secara lain dan dari sisinya yang berbeda. Tetralogi ini dibagi dalam empat buku. Dan kami menyediakan keempatnya, bahkan untuk pecinta buku langka masih tersedia keempat serinya, C1 Hasta Mitra, sampul putih. Dibandrol dengan harga Rp 1.500.000 iklan gratis heee. Kembali lagi pembagian ini bisa juga kita artikan sebagai pembelahan pergerakan dalam beberapa fase. Novel kedua Tetralogi Anak Bangsa atau lebih akrab dengan Tetralogi Buru in, adalah periode penjajakan, penelitian atau turun ke bawah mencari serangkaian semangat di lapangan dan daya hidup arus bawah pribumi yang tak kuasa memenangkan diri dari bayangan Eropa dulu, dan tentunya kini juga *anda tahu yang saya maksud ^_^

Segera dapatkan bukunya di Toko Buku Online kami
Regard...

Facebook Twitter Google+ Instagram Linkedin Path Yahoo


Responses

18 Respones to "Anak Semua Bangsa | Pramaodya Ananta Toer | Review dan Jual Buku Online"

Unknown said...

moga cepet laku ya gan :)


29 January 2015 at 03:28
Unknown said...

nice Broo :)

Salam - Yindos.com -


29 January 2015 at 05:31
Unknown said...

lagi akhir bulan dompet mulai menipis mungkin lain kali beli nya


29 January 2015 at 05:32
Unknown said...

gk kurang lagi itu harganya gan ?
hehehe... (peace)


29 January 2015 at 05:34
Anonymous said...

itu novelnya ga ada di toko?


29 January 2015 at 05:57
Cong said...

mantap nih gan ! kreatif ! semoga sukses usahanya !


29 January 2015 at 05:57
AL said...

Amin gan Andi, terimakasih doa'anya


29 January 2015 at 06:06
AL said...

Tq bro Yusuf, salam balik ^^


29 January 2015 at 06:07
AL said...

om Aldi Radityo, iya gan moga cepet gajian n diborong buku dilapakku ^^


29 January 2015 at 06:10
AL said...

Tq om Andri, ditunggu kunjungan baliknya, siapa tau mborong, heee


29 January 2015 at 06:11
AL said...

bang Teddy, bisa lah kurang kalau belinya banyak :)


29 January 2015 at 06:12
AL said...

bang Teddy, bisa lah kurang kalau belinya banyak :)


29 January 2015 at 06:12
defa said...

Kunjungan malam,,mampir ngeronda gan.. Semoga lancar usahanya dan selalu sukses buat agan.. From Bolaok :)


29 January 2015 at 06:30
Unknown said...

Kayanya seru tuh ceritanya
Tapi jumlah halamannya banyak banget, sampai 539 halaman


29 January 2015 at 06:42
AL said...

om @Kevin, sudah ndak cetak lg om


29 January 2015 at 07:02
Unknown said...

@The Joker Tq gan Amin2 balik
@Defa mksh pak dah dirondain, hehe amin2
@Unduh Gratis, siap
@Andre memang seru mas, ini buat pecinta novel addict ttg nasionalisme :)


29 January 2015 at 07:04

Post a Comment

 
Return to top of page Copyright © 2013- 2015 | Platinum Theme modification by Alfian Haris