Serambi Seribu Serbi

space disewakan

PENGERTIAN AMSAL DALAM AL- QUR'AN



PENGERTIAN AMSAL DALAM AL- QUR'AN 

   
BAB 1

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
     salah satu aspek keindahan retorika Al-Qur’an adalah amtsal (perumpamaan-perumpamaan)-nya. Al-Qur’an tidak hanya memuat masalah kehidupan dunia yang diindera, tetapi juga memuat masalah kehidupan akhirat dan hakikat lainnya yang memiliki makna dan tujuan ideal yang tidak dapat diindera dan berada di luar pemikiran akal manusia. Pembicaraan  yang terakhir ini dituangkan dalam bentuk kata yang indah, mempesona, dan mudah dipahami, yang dirangkai dalam untaian perumpamaan dengan sesuatu yang telah diketahui secara yakin, yang dinamai tamtsil (perumpamaan) itu
      tamtsil (membuat perumpamaan) merupakan gaya bahasa yang dapat menampilkan pesan yang berbekas pada hati sanubari. Oleh karena itu, Allah membuat perumpamaan bagi manusia bukan binatang atau mahluk lainnya-agar manusia dapat memikirkan dan memahami rahasia serta isyarat yang terkandung didalamnya.

 Rumusan Masalah
  1. Apa itu pengertian amtsal Al-Qur’an?
  2. Rukun amtsal Al-Qur’an?
  3. Macam-macam amtsal Al-Qur’an?
  4. Apa manfaat Amtsal Al-Qur’an?
  5. Penggunaan Amstal Sebagai Media Dakwah


BAB II
PEMBAHASAN

PENGERTIAN AMTSAL AL QUR’AN

         Kata amtsal merupakan bentuk jamak dari kata matsal (perumpamaan) atau mitsil (serupa) atau matsil, sama halnya dengan kata syabah atau syabih.karena itu dalam ilmu balaghah, pembahasan yang sama ini lebih dikenal dengan istilah tasbyih, bukan amtsal. Sedangkan pengertian amtsal secara terminologi dirumuskan oleh para ulama’ dengan redaksi yang berbeda-beda,

1.     Menurut Rasyid Ridha, amtsal adalah kalimat yang digunakan untuk memberi kesan dan menggerakan hati nurani, Bila didengar terus, pengaruhnya akan menyentuh lubuk hati yang paling dalam
2.     Menurut Asy-Syafi’i, Mengharuskan mujtahid untuk mengetahui ilmu-ilmu AL-Qur’an termasuk didalamnya, mengetahui objek yang di jadikan perumpamaan yang menunjukan ketaatannya kepada Allah dan meninggalkan maksiat kepada-Nya.
3.     Menurut Muhammad Bakar Isma’il adalah pengumpamaan sesutu dengan sesuatu yang lain, baik dengan jalan isti’arah, kinayah,atau tasybih. Dilihat dari segi istilah, amtsal dikenal sebagai salah satu aspek ilmu sastra Arab. Pengertian amtsal dalam Al-Qur’an lebih tepat digunakan untuk mengacu pada kesan dan sentuhan perasaan terhadap apa yang dikandungnya, tanpa mempersoalkan ada atau tidak adanya kisah yang berhubungan dengan dengan amtsal itu. Kendatipun demikian, amtsal yang berangkat dari kisah nyata, banyak disebutkan dalam Al-Qur’an, dan ini lebih tepat dimanakan tamtsil karena disusun menurut bentuk tamtsil, bukan dalam bentuk berita.
   
  1. Rukun amtsal

    Rukun amtsal terbagi atas empat macam:
1.     Wajah syabbah: yaitu pengertian bersama-sama yang ada musyabbah dan musyabbah bih.
2.     Alat tasybih: yaitu kaf, mitsil, kaana, dan semua lafaz yang menunjukan makna perserupaan.
3.     Musyabbah: yaitu sesuatu yang di serapkan (menyerupai) musyabbah bih.
4.     Musyabbah bih: yaitu sesuatu yang diserupai oleh musyabbah.

 B. Macam-macam Amtsal AL-Qur’an

Menurut Al Qathan. amsal Al-qur’an dapat dibagi menjadi tiga bagian. Yaitu berikut ini:

1.     Amtsal Musharrahah: yang di maksud dengan amtsal musharrahah adalah amtsal yang jelas. Yakni yang jelas menggunakan kata-kata perumpamaan atau kata yang menunjukan penyerupa (tasybih).  Contohnya  QS Al-Baqarah [2] : 17-20        artinya  perumpamaan meraka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya, Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat. Mereka, tuli, bisu, dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (kejalan yang benar), atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh, dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir, sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang hampir kafir.Hampir-hampir kilat menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan dibawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.”

2.     Amtsal kaminah: yang dimaksud dengan amtsal kaminah adalah amtsal yang tidak menyebutkan dengan jelas kata-kata yang menunjukan kata-kata perumpaman tetapi kalimat itu mengandung pengertian yang mepesona. Sebagai mana terkandung dalam ungkapan-ungkapan singkat (ijaz).


3.     Amtsal mursalah: yang dimaksud dengan amtsal mursalah adalah kalimat-kalimat Al-qur’an yang disebut secara lepas tanpa ditegaskan redaksi penyerupa. Tetapi dapat digunakan untuk menyerupa. Tetapi khusus amtsal mursalah, para ulama’ berbeda pendapat dalam menanggapinya.

a.     Sebagian ulama menganggap amtsal mursalah telah keluar dari etika Al-Qur’an. Ar-Razi berkomentar bahwa ada sebagian orang-orang menjadikan ayat lakum dinukum wa liyaddin sebagai perumpamaan ketika mereka lalai dan tak mau menaati perintah Allah. Ar-Razi lebih jauh mengatakan bahwa hal tersebut tidak boleh dilakukan sebab Allah tidak menurunkan ayat ini untuk dijadikan perumpamaan, tetapi untuk diteliti, direnungkan, dan kemudian diamankan.

b.     Sebagaian ulama lain beranggapan bahwa mempergunakan amtsal mursalah itu boleh saja karena amtsal, termasuk amtsal mursalah lebih berkesan dan dapat mempengaruhi jiwa manusia. Sebagaimana yang digunakan oleh orang-orang yang menyesal karena tertimpa kesusahan.ia lalu menggunakan QS. An-Najm (53) ayat 58.    


C. Manfaat Amtsal Al-Qur’an

     Manna Al-Qathan menjelaskan bahwa diantara manfaat amtsal Al-Qur’an adalah berikut ini.

  1. Menampilkan sesuatu yang abstrak (yang hanya ada dalam pikiran) ke dalam sesuatu yang konkret-material yang dapat diindra manusia. Dengan cara ini, akal dapat menerima pesan yang disampaikan oleh perumpamaan itu. Maka yang abstrak masih membuat hati ragu, kecuali bila telah ditransfer terlebih dahulu kedalam makna yang konkret.

  1. Menyingkap makna yang sebenarnya dan memperlihatkan hal yang gaib melalui paparan yang nyata, seperti disebutkan dalam firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat (275) yang artinya:  orang-orang yang memakan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila.
  2. Menghimpun arti yang indah dalam ungkapan yang singkat sebagai mana terlihat dalam amtsal kaminah dan amtsal mursalah.
  3. Membuat si pelaku amtsal menjadi senang dan bersemangat, seperti yang disebutkan dalam firman Allah pada surat Al-Baqarah ayat (261) yang artinya: “perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya dijalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan bulir pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (karunia-Nya lagi maha mengetahui.”
  4. Menjauhkan seseorang dari sesuatu yang tidak disenangi.
  5. Memberikan pujian kepada pelaku.
  6. Memperlihatkan bahwa yang dijadikan perumpamaan memiliki sifat yang tidak disenangi manusia.
  7. pesan yang disampaikan melalui amtsal lebih mengena dihati mantap dalam menyampaikan nasehat dan lebih kuat pengaruhnya.
  8. Menghindari dari perbuatan tercela. Allah banyak menyebut amtsal dalam Al-Qur’an untuk pengajaran dan peringatan.
QS. Az-zumar [39] ayat 27  artinya “Sesungguh telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al-Qur’an ini setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran.”  Dan QS. Al- Ankabut: 43 artinya: “Dan perumpamaan-perumpamaan ini kami buat untuk manusia; dan tidak ada yang memahami kecuali orang-orang yang berilmu

D. Penggunaan Amstal Sebagai Media Dakwah

      Sebagaimana telah diutarakan bahwa pesan yang disampaikan melalui amtsal lebih mengena dihati; lebih mantap dalam menyampaikan nasihat ; lebih kuat pengaruhnya. Itu sebabnya, Nabi SAW. Banyak menggunakan amtsal ketika menyampaikan dakwahnya dan banyak pula juru dakwah dan pendidik yang menyampaikan pesan-pesannya melalui media amtsal.
     Berkaitan  dengan strategi dakwah, Mushtafa Mansyur menyatakan bahwa setiap pendakwah harus dibekali dirinya dengan pengetahuan-pengetahuan yang dapat mengetuk dan membuka hati pendengarnya sehingga ia dapat menyampaikan pesan-pesannya, salah satu strategi ini yang dapat digunakan adalah media amtsal.
      Di sisi lain, banyak aspek ajaran islam yang bersifat abstrak yang sulit diterima oleh akal pikiran manusia, diantaranya adalah gambaran tentang hilangnya pahala sedekah seseorang yang disertai sifat riya’. Gambaran ini bersifat abstrak sehingga sulit dipahami. Akaan tetapi setelah gambaran ini diformalisasikan dalam bentuk perumpamaan, yakni sirnanya tahah diatas batu akibat hujan yang menimpanya. Maka gambaran ina menjadi lebih mudah dipahami. Dengan, agar strategi dakwah dalam bentuk menyampaikan pesan dapat diterima dengan mudah oleh pendengar, dan dapat disalurkan melalui amtsal.  
  
  
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.     Amtsal adalah suatu perumpamaan yang hanya ada dalam pikiran (abstrak) dengan diskripsi sesuatu yang  dapat diindra (konkret), melalui pengungkapan yang indah dan mempesona, baik dengan jalan tasybih, isti’anah, rinayah dan mursal.
2.     Amtsal dalam Al-Qur’an dibagi menjadi: Amtsal musharrah, Amtsal kaminah, Amtsal mursalah.
3.     Manfaat-manfaat Amtsal (lihat diatas)
4.     Pengguna Amtsal dalam media dakwah lebih mudah diterima.
     

Facebook Twitter Google+ Instagram Linkedin Path Yahoo


Responses

0 Respones to "PENGERTIAN AMSAL DALAM AL- QUR'AN "

Post a Comment

 
Return to top of page Copyright © 2013- 2015 | Platinum Theme modification by Alfian Haris