Dunia mahasiswa memang menjadi
komunitas yang unik didalam catatan sejarah perubahan. Dimana mahasiswa menjadi
tombak perubahan, mahasiswa juga terkenal dengan jiwa patriotnya serta
pengorbanan tanpa pamrih. Dan kita semua tahu bahwa gerakan mahasiswa mampu
merobohkan otoritas, ketidak adilan, kebohongan, penindasan dan lain
sebagainya. Ini semua terjadi karena mahasiswa mengemban tugas sebagai agent of
change and agent of control.
Bila kita
tinjau perspektif historis mahasiswa telah mampu mengemban tugas yang mulia,
seperti apa yang telah saya kemukakan diatas.
Yang menjadi pertanyaan adalah,
apakah mahasiswa saat ini masih mengemban dan melaksanakan tugas yang mulia
tersebut? Ataukah jiwa mahasiswa sekarang telah digerogoti dan dikuasai oleh
budaya Hedon, Apatis dan Pragmatis?
Berbicara
masalah budaya Hedonisme, Apatis dan Pragmatisme, maka kita berbicara masalah
suatu paham atau aliran. Ditinjau dari definisi, Hedonisme adalah suatu paham
atau aliran yang orientasinya pada kesenangan, berfoya-foya, serta duniwi.
Apatisme adalah suatu sikap yang acuh tak acuk (tidak ambil peduli) terhadap
lingkungan, ketidak adilan sosial, bangsa, diri sendiri dan sebagainya.
Pragmatisme adalah paham yang orientasinya pada hasil ahir. Artinya tidak ada
pertimbangan atas langkah-langkah (system) yang dilakukannya, apakah bersifat
menekan ataupun menindas, tetapi yang terpenting bagi mereka adalah hasil ahir
yang mampu membuat mereka senang.
Semua paham
tersebut ( Hedonisme, Apatisme dan Pragmatisme) saling memberi kontribusi
karena apabila salah satu dari paham tersebut telah menjadi pegangan hidup
seseorang maka yang lainpun ikut andil dalam menguasai dirinya. Jelasnya paham
tersebut berorientasi pada dunia materi, dengan kata lain paham tersebut adalah
turunan dari paham Materialisme yang memiliki pemahaman bahwa tidak ada alam
lain selain alam Materi. Jelasnya paham ini bertentangan denga ajaran islam
karena islam tidak memandang bahwa hanya ada alam materi saja, tetapi islam
meyakini bahwa ada alam lain setelah alam dunia yaitu alam Akhirat. Karena
dialam akhirat nantilah tempat manusia menemukan kesempurnaan yang
sesungguhnya.
Berbicara panjang lebar mengenai
paham tersebut lalu apa kaitanya dengan dunia mahasiswa? Seperti yang kita
ketahui mahasiswa menyandang berbagai tugas atau peran antara lain yaitu agent
of chance, agent of control, kaum intelektual dan lain-lain. Singkatnya
mahasiswa sudah terkena virus paham tersebut ( Hedonisme, Apatisme dan
Pragmatisme), maka semua peran mahasiswa bisa lenyap dari jiwa mahasiswa,
karena paham tersebut telah berhasil mengerogoti jiwa mahasiswa.
Jalasnya paham tersebutlah ( Hedonisme, Apatisme dan
Pragmatisme) yang membuat sebagian mahasiswa dinegeri ini menjadi loyo, tidak
kritis, tidak memiliki oriantasi yang jelas, tidak mimiliki kepedulian social,
manut wae dan lain sebagainya.
Yang menjadi pertanyaan bagi mahasiswa dewasa
ini adalah, apakah benar generasi muda (mahasiswa) saat ini telah sedemikian
rupa? Jiak benar semua ini, maka lima atau enam tahun kedepan bangsa ini
menjadi bangsa yang ‘loyo’ dan masing-masing memikirkan kepentingan sendiri
sampai-samapai mengorbankan hak atau kepentingan orang lain.
Ahir kata dari saya, ada beberapa pertanyaan buat
kawan-kawan mahasiswa yang progresif.
Sejauh mana kawan-kawan tahu substansi
sebagai seorang mahasiswa? Sejauh mana kesadaran kawan-kawan atas atas tugas
kawan-kawan kepada bangsa ini? Dan apa saja yang telah kawan-kawan lakukan
sesuai dengan tugas kawan-kawan sebagai seorang mahasiswa? Lakukanlah sekarang
kawan!!!! jagan sampai benar-benar terjadi baru kawan-kawan sadar dan menyesal,
itu semu sudah tidak bearti. Seperti nasi telah menjadi bubur. BANGKIT MELAWAN
ATAU DUDUK TERDIAM??????
MUSLIH SUMANTRI
Responses
0 Respones to " Dunia Mahasiswa Menjadi Komunitas yang Unik"
Post a Comment