“Aku berkisah tentang cinta”
Kau mencemoohku atas dasar komunisme
Kau menghujatku atas tuduhan ekstremisme
Kau mencaciku atas landasan kapitalisme
Kau menginjakku atas anggapan neo-fundamentalisme
Kau mengutukku atas pandangan atheisme
Tak apa...
Kau memusuhiku, katamu aku ini fasik
Kau menyerangku, katamu aku ini zindik
Kau memerangiku, katamu aku ini munafik
Sungguh tak apa, sayangku...
Kau menertawakanku, kau anggap aku dungu
Kau mengolokku, kau anggap aku tak waras
Kau meludahiku, kau anggap aku absurd
Aku tak marah...
Aku kan selalu memahamimu
Karena kau anak manusia
Meski, diriku kerap kau salah-artikan.
Aku memaklumimu sebab kasih
Aku mengasihimu sebab sayang
Aku menyayangimu sebab apa yang selama ini kucari
“Cinta”.
Disana...
Aku mendengarkan Paracelsus berfatwa, sumber utama penyembuhan ialah ‘Cinta’.
Yang lain, Deepak Chopra menyebut bahwa kekuatan terbesar di alam semesta
adalah ‘Cinta’.
Kulanjutkan petualanganku...
Kutemui J.D. Messinger berujar, ‘Cinta’ adalah penggerak utama.
Hingga berujung pada perjumpaan dengan Rumi
Dia berkata...
Cinta adalah asas penciptaan alam semesta dan kehidupan
Cinta adalah penggerak kehidupan dan perputaran alam semesta
Cinta adalah keinginan yang kuat untuk mencapai sesuatu, untuk menjelmakan diri.
Sebenarnya, aku berharap mampu menemukan definisi sendiri.
Tapi, semakin kaya terma, bukannya kian paham
Malah kian kosong.
Entahlah...
Maafkan aku sayangku...
Aku kan tetap tersenyum
Guna raih ‘ladzat’-nya memanusiakan manusia
Tak peduli kau sebut aku ini anjing.
Aku lebih suka menjadi anjing
Yang mampu memanusiakan manusia
Daripada manusia,
Tapi gemar menganjing-anjingkan sesamanya
********
Kediri, 22 Januari 2014.

Responses
0 Respones to "“Aku berkisah tentang Cinta”"
Post a Comment