Serambi Seribu Serbi

space disewakan

Bagi- Bagi Buku Gratis



BUKU GRATIS

(Do'akan istiqamah tiap bulan :))

Edisi kali ini bertemakan pemuda yang PEMIKIR juga AKTIVIS, MAN IN THE ACTION  

#BudayaBaca

Caranya:

-Jangan lupa like dulu fanspage  kami dulu ya sob  disini
-Yang punya blog maupun gmail bisa komantar atau sekedar say helo di 


- yg mau 3 buku ini silahkan berikan komentar dibawah ini dengan menjawab pertanyaan dari kami.

Berapa dan apa saja karya- karya dari Soe Hok Gie? Terangkan secuil deskripsi dari masing- masing buku

Jawaban paling gokil, benar dan inspiratif siap- siap dapeti bukunya..

penampakan hadiahnya


Nb: Ada 3 buku Soe bagi yang beruntung untuk 3 pemenang. Dan jawaban akan ditutup 3 hari dari sekarang

presented by ₪


Salam Serabi
Facebook Twitter Google+ Instagram Linkedin Path Yahoo


Responses

3 Respones to "Bagi- Bagi Buku Gratis"

Yose Rizal Triarto said...

Ada 4 buku bibliografi karya dari Soe Hok Gie yang saya tahu:


1. Soe, Hok Gie (1983), Catatan Seorang Demonstran (dalam bahasa Indonesia), Jakarta: Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial. Deskripsi buku:

‘Catatan Seorang Demonstran’ Sebuah buku tentang pergolakan pemikiran seorang pemuda, Soe Hok Gie. Dengan detail menunjukkan luasnya minat Gie, mulai dari persoalan sosial polotik Indonesia modern, hingga masalah kecil hubungan manusia dengan hewan peliharaan. Gie adalah seorang anak muda yang dengan setia mencatat perbincangan terbuka dengan dirinya sendiri, membawa kita pada berbagai kontradiksi dalam dirinya, dengan kekuatan bahasa yang mirip dengan saat membaca karya sastra Mochtar Lubis.


2. Soe, Hok Gie (1990), Di Bawah Lentera Merah: Riwayat Sarekat Islam Semarang, 1917–1920 (dalam bahasa Indonesia), Jakarta: Frantz Fanon Foundation. Deskripsi buku:

Di Bawah Lentera Merah menarasikan satu periode krusial dalam sejarah Indonesia yaitu ketika benih-benih gagasan kebangsaan mulai disemaikan, antara lain lewat upaya berorganisasi. Melalui sumber data berupa kliping-kliping koran antara tahun 1917-1920an dan wawancara autentik yang berhasil dilakukan terhadap tokoh-tokoh sejarah yang masih tersisa, penulisnya mencoba melacak bagaimana bentuk pergerakan Indonesia, apa gagasan substansialnya, serta upaya macam apa yang dilakukan oleh para tokoh Sarekat Islam Semarang pada kurun waktu 1917an.


3. Soe, Hok Gie (1995), Zaman Peralihan (dalam bahasa Indonesia), Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya. Deskripsi buku:

Zaman Peralihan adalah buku yang berisi kumpulan tulisan-tulisan Soe Hok Gie tentang kondisi Indonesia di era peralihan kekuasaan Soekarno ke Soeharto. Tulisan-tulisan tersebut merupakan tulisan Soe Hok Gie yang biasa dijumpai di media massa terbitan tahun 60-an, seperti Kompas, Harian Kami, Sinar Harapan, Mahasiswa Indonesia, dan Indonesia Raya. Jumlah artikel tulisan Soe Hok Gie yang dibukukan tersebut mencapai sepertiga bagian dari keseluruhan tulisan yang pernah ia buat.


4. Soe, Hok Gie (1997), Orang-orang di Persimpangan Kiri Jalan: Kisah Pemberontakan Madiun 1948 (dalam bahasa Indonesia), Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya. Deskripsi buku:

Madiun 1948, peristiwa pemberontakan PKI yang kedua di bawah pimpinan Musso, yang kemudian disebut sebagai Madiun Affair ini ternyata sangat menarik perhatian Soe Hok Gie. Lewat serangkaian penelitian, Soe Hok Gie mencoba mencari akar persoalan penyebab terjadinya peristiwa tragis ini. Dan lewat buku inilah Soe Hok Gie memberikan gambaran yang jelas dari pertanyaan-pertanyaan tentang fakta sejarah yang selama ini menjadi lembaran hitam bagi bangsa Indonesia.

Orang-Orang Di Persimpangan Kiri Jalan salah satu karya Soe Hok Gie tentang pemberontakan PKI di Madiun ini dianyam demikian rupa seakan-akan kita membaca sebuah novel sejarah dramatis yang menegangkan. Tapi penulisnya cukup hati-hati untuk tetap bersikap objektif dalam analisisnya hingga fakta sebagai "suatu yang suci" dalam bangunan sejarah tetap ditempatkan dalam posisi yang terhormat.


7 December 2014 at 16:28
GusArif said...

hal yang paling bodoh adalah meminjam buku dan dikembalikan. tapi yang lebih bodoh lagi yang mau meminjamkan buku. tapi bagi-bagi buku itu romantis cuy


7 December 2014 at 18:31
Unknown said...

Asik quotemu GusArif


8 December 2014 at 07:41

Post a Comment

 
Return to top of page Copyright © 2013- 2015 | Platinum Theme modification by Alfian Haris