Dibuku seri sebelumnya, Anak Semua Bangsa, Tokoh utama Minke
mulai belajar mengenal kehidupan rakyat Hindia yang tertindas oleh kekuasaan colonial
Belanda, maka diseri tetralogi ketiga yaitu Jejak Langkah ini mengisahkan
perjuangan Minke mengenalkan dan menggerakan
faham nasionalis melalui organisasi
modern dan surat kabar.
(Pertama terbit pada tahun 1985)
Lentera Dipantara; Cetakan IX, Februari 2012
Softcover; xii + 724 halaman; 13 x 20 cm
ISBN: 979-97312-5-9
Harga: Rp 37.000
Pembelian bisa via 085643413091 atau langsung klik disini
Pembelian bisa via 085643413091 atau langsung klik disini
Minke mendirikan Syarikat Prijaji (1906), bersama
kawannya Thamrin Mohammad Thabrie, yang dua tahun sebelumnya tepatnya 1905
berdiri organisasi Boedi Oetomo (BO). 1909 atau tiga tahun kemudian Minke
menggagas berdirinya Syarikat Dagang Islamijah (SDI), juga bersama Thamrin
Mohammad Thabrie, dan tentu saja anggota organisasinya semakin bertambah banyak
sampai menyentuh keseluruhan pulau Jawa.
Pada tahun 1907 Minke menerbitkan surat kabar pribumi
yang pertama, bernama 'Medan'. Kantor redaksinya bertepatan di Jl. Naripan no.
1, Bandung. Untuk pengelolaanya, Minke dibantu oleh beberapa temannya,
diantaranya Marko, Sandiman, Hendrik, Prinses van Kasiruta (istri ketiga Minke), kelahiran Maluku. 'Medan' yang tirasnya terus
berkembang menjadi tempat aduan para pribumi yang tak berdaya akan kesewenang-
wenangan, tertindas dan terdiskriminasi oleh hukum. Berdampak dengan apa yang disuarakan
Minke lewat pers dinilai membahayakan oleh pemerintah Hindia Belanda.
Jejak Langkah berbagai cover (Sumber: Goodreads) |
Singkat cerita, Minke ditangkap ketika mempersiapkan
berpropaganda bagi SDI (sampai ke luar Hindia). Sedangkan sebenarnya ia telah
menyerahkan pengelolaan 'Medan' untuk Pimpinan Pusat SDI kepada Hadji Samadi
(ketua Cabang Solo) dan orang- orang kepercayaan Minke. Walapuun Itu kata buku, namun tetap saja menarik untuk
dibaca dan tentu saja dibeli J
Yang menjadi tanda Tanya besar bagi rata- rata pembaca,
siapa sebenarnya Minke? Nama aslinya memang tidak pernah diungkapkan dalam 3 seri
buku sebelumnya. Namun di Jejak Langkah sedikit disebutkan ketika Minke menulis
setiap berita dengan inisial TAS. Berikut sekelumit penjelasan untuk
menghilangkan rasa penasaran, siapa dibalik inisial TAS?
TAS yang lebih dikenal dengan Minke dalam Tetralogi sebenarnya
adalah RM Tirto Adhi Soerjo, bapaknya pers nasional, dan lebih mengherakan lagi
baru diangkat menjadi pahlawan nasional November 2006. Seperti pada buku, tahun
1906 TAS mendirikan organisasi Syarikat Prijaji, setahun kemudian menerbitkan surat
kabar Medan Prijaji dan tahun 1909 mendirikan Syarikat Dagang Islam. Sumber mengenai
Tirto Adhi Soerjo (TAS) sudah banyak beredar diInternet.
Sedangkan tokoh Thamrin Mohammad Thabrie adalah Thamrin
Mohammad Thabrie, beliau adalah Wedana (pembantu
bupati) yang lahir di Batavia (Jakarta) Hindia Belanda, ayah dari Mohammad
Husni Thamrin. Marko adalah Mas Marko Kartodikromo, anak didik Tirto Adhi
Soerjo, sesudah gurunya wafat, hijrah ke kota Surakarta dan mendirikan surat
kabar sendiri yaitu Doenia Bergerak.
istri ketiga Minke Prinses van Kasiruta mewakili Prinses
Fatimah, yang senyatanya menjadi istri ketiga Tirto Adhi Soerjo, dan lebih
dikenal dengan sebutan Prinses van Bacan. Hadji Samadi adalah K.H.Samanhudi.
Mempelajari, mengartikan sejarah dari Teralogi Pram itu
terkesan lebih menyenangkan ketimbang membaca sendiri buku Sejarah atau PSPB
bagi yang SDnya sejaman dengan babe/ nyak saya
dulu (heee anda tahu maksud saya).
“Perdagangan adalah kebebasan dari pangkat-pangkat, tak
membeda-bedakan manusia, apakah penggede ataupun buruh, bahkan budak pun. Berdagang
itu belajar berpikiran cepat. Mereka menghidupkan yang beku dan menggiatkan
yang lumpuh”
Ada perbedaan di novel Jejak
Langkah dengan dua seri
sebelumnya. Meskipun tokoh Minke tetap menjadi sorotan cerita dan tetntunya
selalu menjadi sudut pandang tersendiri, dalam Jejak Langkah peran
Minke kentara kental sekali. Karena dalam serial Anak Semua Bangsa, dia seolah-
olah selalu dibalik bayang- baying keagungan Nyai Ontosoroh. Tidak bisa
dipungkiri, ketika membaca Seri pertama dan kedua Nyai Ontosoroh lebih kentara peran dan sepak
terjangnya dibandingkan Minke. Dikarenakan Minke lebih fokus untuk
menyelesaikan permasalahan hukum dan keluarga di ending Anak SemuaBangsa, Dia mengambil keputusan untuk berhijrah ke Betawi Batavia , tentu
saja untuk meneruskan pencarian jati diri dan melanjutkan studi di STOVIA (School tot Opleiding van Indische
Artsen) yang lebih dikenal dengan sekolah
kedokteran untuk kaum pribumi.
Bebarapa alasan yang menjadikan Jejak Langkah karya Tetraloginya PAT ini
masuk nominasi buku terlaris sepanjang masa. Pertama alur ceritanya yang kaya
dan banyak akan syarat detail sejarah. Selain yang ditemukan roman Arok
Dedes, Pram menunjukkan kelihainnya mengolah fiksi dan apa yang disebut
nyata dalam sejarah. Dengan Minke, pembaca dapat mengikuti proses mulai dari lahirnya
sampai berkembangnya generasi pertama organisasi-organisasi pelopor pergerakan
pribumi di Indonesia atau lebih dikenal Hindia tempo dulu.
Mingguan Medan Priyayi (Sumber: Mbah Wiki) |
Secara langsung pembaca diajak
berpikir, organisasi apa yang ditonjolkan dalam buku ini? Ya tentu saja
Syarikat Priyayi, Budi Utomo, dan Syarikat Dagang Islamiyah. Meskipun bukan
termasuk organisasi pergerakan, Medan Priyayi sebagai awak media dizaman itu,
memiliki peran tersendiri dalam mendukung kegiatan organisasi-organisasi yang
lagi didirikan. Adanya Medan Priyayilah yang justru langsung tepat sasaran
memberikan pengaruh luar biasa kepada khayalak ramai mengemban misi menggugah
kesadaran bangsa dan berujung bangkitnya rasa nasionalisme masyarakat.
Pram juga menuturkan sebagian
besar tokoh- tokoh dalam kemajuan pergerakan nasional diawal karirnya. Selain
itu ada beberapa lagi ang berperan penting pada awal pergerakan nasional,
diantaranya ada Thamrin Mohammad Thabrie (ayah M.H. Thamrin), Gadis Jepara
(R.A. Kartini), Dewi Sartika, Haji Samadi (K.H. Samanhudi), Marko (Marco
Kartodikromo), dan Abdoel Moeis. Sebagian besar tokoh tersebut tidak hanya
sebagai figuran saja. Justu mereka memiliki andil besar dalam membantu
perjuangan Minke. Misa Thamrin M.T yang berjasa dalam pembentukan Syarikat
Priyayi dan Marko yang bertugas sebagai bodyguard Minke serta
ikut membantu kegiatan operasional Medan Priyayi.
Hal menarik lain dalam buku ini
adalah kemajuan Minke dari segi karakter. Minke semakin menunjukkan sisi
dewasanya, kematangannya dalam bertindak. Ibarat sudah saatnya melepaskan diri dari
induk semangya yaitu Nyai Ontosoroh. Tanpa campur tangan orang lain Minke pun
akhirnya busa mengambil keputusan sendiri. Beberapa situasi yang dihadapinya
ketika menjadi siswa STOVIA juga sangat membantu dirinya belajar dewasa dan
mandiri. Terlihat dari kebiasaanya bertukar pendapat dengan Ang San Mei,
sebagai tokoh yang selalu berpikiran selangkah kedepan dan progresif. Selain daripada
itu Minke sudah dibekali segudang pengalaman yang keras, itupun dia dapatkan dan
dialami secara langsung. Surabayalah penggembleng pribadi alami Minke untuk
menjadi sosok yang anti badai. Sehingga ketika dia dikeluarkan dari STOVIA pun, hal itu tidaklah
menjadi masalah besar baginya. Justru dia mampu memanfaatkannya sebagai titik
balik kebangkitannya.
Kutipan
PAT yang masuk daftar favoritku:
"Dan modern adalah juga kesunyian
anak yatim piatu, dikutuk untuk membebaskan diri dari segala ikatan yang tidak
diperlukan: adat, darah, bahkan juga bumi, kalau perlu juga sesamanya."
(Mingke, hal. 2)
"Ilmu-pengetahuan, Tuan-tuan,
betapapun tingginya, dia tidak berpribadi. Sehebat-hebatnya mesin, dibikin oleh
sehebat-hebat manusia--dia pun tak berpribadi. Tetapi sesederhana-sederhana
cerita yang ditulis, dia mewakili pribadi individu atau malahan bisa juga
bangsa." (Van Kollewijn, hal. 41).
Larangan Terbit Jejak Langkah & Sang Pemula pada masa Orba:
Tempo no 14 xvi 31 Mei 1986 |
Majalah Forum no 14 tahun IV, 23 Oktober 95 |
Majalah Forum no 14 tahun IV, 23 Oktober 95 |
Responses
10 Respones to "Buku Jejak Langkah Pramoedya Ananta Toer | Review dan Harga Tebaik Toko Buku Online"
Beliau (Pramoedya) adalah inspirasi saya dalam berkarya, oleh karenanya saya sesekali menyempatkan membaca karyanya..
29 January 2015 at 16:20
Benar mas @Fahmi, yg muda kaya saya tetep ndk mau kalah no sama seseorang sedewasa bapak ^^
29 January 2015 at 16:23
bagus bngeeettt kayaknya bukunya gan......
29 January 2015 at 16:24
Karya mereka itu sangat menjadi insfirasi gan,,,
29 January 2015 at 16:36
Andaikan sineas kita membuat film nya....
pasti lebih bisa menginspirasi para pemuda...
29 January 2015 at 16:52
inpirasif banget mas
29 January 2015 at 20:35
Salut !! inspiratif banget!
30 January 2015 at 12:37
Judul tulisan di atas ada yg kurang hurufnya broo,,,
30 January 2015 at 18:35
Gegeh ini, nice info gan inspiratid banget ^_^
30 January 2015 at 23:55
keren gan.. semoga bermanfaat
31 January 2015 at 13:03
Post a Comment