Alam taro kaifa fa’ala robbuka bi
ashabil fiil. Alam yaj’al kaidahum fii tadlil. Wa arsala ‘alaihim toiron
abaabiil. Tarmihim bi hijaarotim min sijjiil. Faja’alahum ka’asfim ma’kul.
kisah yang sangat mengerikan itu,
(wuusssh) terjadi pada masa sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW. Kisah yang
bermula ketika Raja Abrahah dari Yaman merasa iri terhadap kota Mekkah, kota
yang di dalamnya terdapat ka'bah yang selalu ramai dikunjungi oleh orang-orang
Arab melakukan ibadah haji setiap tahun.
Pada saat itu, Raja Abrahah mempunyai hasrat besar untuk menghancurkan ka'bah dan berniat untuk mengalihkan peribadatan orang-orang Arab ke negerinya yaitu Yaman. Sebelum melakukan penyerangan ke Mekkah, Abrahah mengirimkan seorang utusan untuk memberi tahu maksud dan keinginannya.
Berkatalah utusan abrahah: “hai
penduduk mekkah, pemimpin kami telah membangun sebuah gereja yang megah dan
mewah. Maka, berpindahlah kalian ke Yaman. Jika tidak, pemimpin kami akan
segera membinasakan ka’bah dan tempat ibadah kalian”
Hari demi hari berlalu, ternyata
ancaman Abrahah itu tidak di hiraukan oleh penduduk Mekkah, mereka tetap saja
beribadah di Mekkah. Karena pembangkangan penduduk Mekkah itulah, akhirnya
Abrahah benar-benar marah dan memerintahkan seluruh pasukannya untuk segera
bersiap-siap menyerang Mekkah dan menghancurkan Ka'bah.
Dengan wajah memerah karna marah, abrahah pun memberi komando: “segera siapkan bala tentara gajah, kita hancurkan ka’bah sekarang juga!!”
Tentara: “siaaaaappp”
Pasukan Abrahah ini memiliki
peralatan perang yang sangat lengkap, baju besi dan gajah-gajah yang akan di
pergunakan untuk merobohkan ka'bah. Tak ada seorangpun yang akan mampu melawan
kekuatan mereka, tapi saksikanlah! sebentar lagi bala tentara Allah yang jauh
lebih kuat dari pasukan Abrahah akan menghancurkan Abrahah dan pasukannya tanpa
sisa.
Sesampainya di mekkah, Abrahah berkata: “hahahaha... hai penduduk mekkah, tidak perlu takut akan kedatanganku dan pasukanku. Karna aku dan gajah-gajahku ini hanya ingin menghancurkan ka’bah yang kalian miliki. hahahaha”
Mendengar pesan itu, penduduk
Mekkah yang dipimpin oleh Abdul Muthallib tidak dapat berbuat apa-apa untuk
menghentikan niat Abrahah. Tidak ada pilihan lain kecuali pasrah dan menyerah.
Beberapa saat sebelum penghancuran
Ka'bah, Abrahah pun berkata lagi: “untuk kalian semua, kusarankan untuk segera
meninggalkan ka’bah dan pergilah kemanapun kalian suka. Hahahahaha”
Tak ada pilihan lain, sang Abdul Muthollib menginstruksikan kepada kaumnya untuk segera berlindung dan mengungsi dibalik bukit-bukit disekitar Mekkah.
Dalam perjalanan ekspansi pasukan
Abrahah menuju penghancuran Ka'bah, ternyata Abrahah telah merampas unta-unta
milik penduduk Mekkah dan sekitarnya, termasuk unta milik Abdul Muthollib. Maka
dengan amat murka, kakek Nabi ini memberanikan diri untuk meminta kembali
unta-unta yang dirampas Abrahah. Demi untuk mendapatkan kembali harta
bendanya,Muthallib pun mengunjungi tenda peristirahatan Abrahah seorang diri
tanpa pengawalan. Dan dialog pun terjadi di antara mereka.
"Ada perlu apa Anda menemui aku?" tanya Abrahah.
"Anda telah merampas 200 ekor
unta milikku dan 400 ekor unta milik penduduk Mekkah. Aku datang untuk meminta
Anda mengembalikan semua itu kepada kami", jawab Muthallib.
Abrahah terkejut dan tertawa
terbahak-bahak sambil mengejek, "hahahaha.. Anda ini aneh sekali. Saya
datang hendak merobohkan Ka'bah, dan Anda datang kepadaku dengan urusan yang
remeh? Dimanakah nyali dan harga diri Anda? Pantaskah Ka'bah yang Anda dan
bangsa Arab yang dimuliakan itu sedang dalam keadaan bahaya, justru Anda hanya
menuntut onta Anda dikembalikan??"
"Tentu saja", sanggah Mutthalib. "Unta-unta itu
kepunyaanku dan penduduk Mekkah. Maka aku wajib memeliharanya. Sedangkan Ka'bah
bukan kepunyaanku. Ka'bah adalah kepunyaan Allah, maka Dia-lah yang akan
melindungi dan memeliharanya".
Kembali Abrahah tertawa
terbahak-bahak seolah melecehkan perkataan Abdul Muthallib,"hahahaha..
Apakah Allah yang konon pemilik Ka'bah itu akan mampu merintangiku menghancurkannya?"
"Aku tidak tahu, itu urusan
Allah. Tapi aku yakin, Allah tidak akan membiarkan milik-Nya dinodai oleh siapa
pun." Jawab abdul
muthalib memperingatkan.
“Jadi Anda tidak ingin memintaku
untuk menghentikan niatku menghancurkan Ka’bah?” tanya abrahah heran
Abdul Muthallib menggelengkan
kepala, "Tidak!."
Jawaban yang tenang dan meyakinkan dari Abdul Muthallib membuat Abrahah tidak tenang. Namun dia tidak peduli dengan kerisauannya. Meski hatinya di dera rasa was-was dan risau, namun Abrahah tetap melanjutkan niatnya dan segera memerintahkan anak buahnya untuk mengembalikan unta-unta bangsa Arab, kemudian menyelesaikan misinya yaitu menghancurkan Ka'bah.
Detik-detik penghancuran pun tiba,
“pasukan!!! Serbuuuuuu!!!!” “hancurkan, hancurkan, hancurkan”. Abrahah
dan pasukan gajahnya mulai mendekati Ka'bah. Abrahah merasa yakin bahwa dia
akan dapat menghancurkan Ka'bah dengan sangat mudah.
Namun apa yang terjadi
selanjutnya?? Kekuasaan dan pertolongan Allah pun tiba. Tiba-tiba gajah-gajah
yang ditumpangi abrahah dan pasukannya tidak berani menyentuh Ka'bah,
gajah-gajah itu mengamuk “hhiiiyaaa... errrggggrhh..” seakan-akan
mereka tahu akan datangnya serangan dari langit.
Benar saja, gerombolan burung-burung Ababil yang berjumlah, ratusan, ribuan, bahkan mungkin jutaan telah melayang-layang tepat di atas mereka. Jumlah burung sebanyak itu bagaikan kumpulan awan hitam pekat yang mengandung petir dahsyat yang siap menyambar musuh-musuh Allah.
Di antara paruh-paruh dan
kaki-kaki Ababil itu terdapat bara api yang sangat panas yang berasal dari
kerikil-kerikil neraka. Apa yang dilakukan Ababil? Ternyata bara api itu mereka
jatuhkan tepat di sasarannya,yaitu musuh Allah, Abrahah dan pasukannya. Satu
per satu mereka dihujani bara api. “wuuuussssshhh” semua tentara abrahah
kocar-kacir ketakutan “aaaahhhh lariii, ada meteoooor” subhanallah, Satu
bara api yang sebesar kerikil ternyata mampu melelehkan kulit-kulit tentara
Abrahah dan menghanguskan tubuh-tubuh mereka dan hancurlah mereka sebelum
mereka berhasil menghancurkan Ka'bah.
Demikianlah kisah Ababil dalam sejarah. Dan kisah tersebut benar-benar nyata. Tidak ada sesuatu yang terjadi tanpa hikmah yang terkandung di dalamnya. Kisah tersebut mengajarkan kita untuk jangan merasa sombong dengan segala apa yang kita miliki, karna yang berhak sombong adalah Allah SWT.

Responses
0 Respones to "Cerpen SERANGAN DARI LANGIT"
Post a Comment